Konservasi Mangrove Tambakbulusan Sebagai Bentuk Peduli Lingkungan

Beberapa tahun belakangan, pengikisan pantai Tambak Bulusan Kabupaten Demak sering terjadi akibat dihantam gelombang pasang setiap harinya. Sehingga perlu dilakukan konservasi mangrove di wilayah ini, sebagai salah satu bentuk sikap peduli terhadap kondisi lingkungan. Program Studi Magister Pendidikan IPA UPGRIS berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Demak pun turut melakukan kegiatan peduli lingkungan dengan kegiatan konservasi mangrove. Kegiatan konservasi mangrove dilakukan pada tanggal 13 November 2021 di tambak bulusan, Demak Jawa tengah dengan 1000 benih mangrove yang ditanam. Kelestarian hutan mangrove perlu dijaga, mengingat hutan mangrove dapat mencegah terjadinya abrasi pantai dan banjir rob. Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Fenny Roshayanti M.Pd selaku ketua program studi magister Pendidikan IPA UPGRIS dan Drs. Agus Musyafak M.Si selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup, serta para mahasiswa UPGRIS.
Ketua program studi magister Pendidikan IPA UPGRIS, Dr. Fenny Roshayanti M.Pd menyampaikan kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari Program studi pascasarjana IPA berupa Educarion for Sustainable Development (ESD). Hal ini didefinisikan sebagai pendidikan yang mendorong perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap untuk memungkinkan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan adil bagi semua. Program tersebut juga dengan memasukkan isu-isu utama pembangunan berkelanjutan ke dalam pengajaran dan pembelajaran. Misalnya, perubahan iklim, pengurangan risiko bencana, keanekaragaman hayati, pengurangan kemiskinan, dan konsumsi berkelanjutan. Sementara itu, Drs. Agus Musyafak M.Si selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup mengungkapkan, mangrove banyak tumbuh di kawasan pesisir pantai. Namun, dewasa ini pertumbuhan hutan tersebut semakin menurun akibat berbagai faktor. Salah satunya yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat dancara membudidayakannya.
Harapan dari program ini yaitu permasalahan abrasi di Tambak Bulusan dapat teratasi. Kedua, stabilitas lingkungan khususnya daerah pesisir dapat terjaga. Ketiga, kesejahteraan masyarakat sekitar dapat terjamin dengan baik. Keempat, berdampak terhadap ekonomi masyarakat sekitar, karena hutan mangrove pada area pantai dapat dijadikan sebagai objek wisata bahari.